Suaka Marga Satwa Muara Angke

Mangrove Chalenge, membuat saya terpancing ke daerah tersebut, Suaka Marga Satwa Muara Angke. Enam tahun yang lalu saya pernah ke sini, kondisi saat itu sudah sangat parah. Dan saat ini ternyata lebih parah lagi. Tidak pantas lagi disebut sebagai kawasan hutan mangrove. Papan informasi “Balai Konservasi Sumber Daya Alam DKI” yang dulu terpasang di tepi jalan raya, saat ini sudah tidak terlihat lagi. Sudah berubah menjadi kawasan hunian, real estate mewah.

Hutan mangrove atau hutan bakau adalah hutan yang sangat unik, karena merupakan gabungan tumbuhan yang memiliki ciri hidup di darat dan di laut. Yang di tandai dengan tanaman yang memilki perakaran yang menonjol, yang disebut akar nafas, sebagai proses adaptasi yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Sejatinya hutan mangrove sangat penting bagi kehidupan manusia, karena berfungsi untuk melindungi daratan dari terjangan ombak atau tsunami, mencegah intrusi air laut jauh ke daratan, mencegah abrasi, tempat perkembangbiakan jenis-jenis hewan ikan, kepiting, kerang, buaya, udang dan sebagainya.

Dua kali saya ke tempat ini, yaitu tgl 15 Juli dan 18 Agustus 2007. Sangat tidak terasa sekali atmosfer jika sedang berada di hutan belantara, yang seharusnya rimbun oleh berbagai jenis vetetasi. Kawasan yang hanya tinggal 2,5 Ha ini di sisi barat muara kali angke tersebut, kondisinya sangat kontras, karena lokasinya persis bersebelahan dengan perumahan mewah. Tidak ada binatang liar yang dijumpai di kawasan tersebut, kecuali justru di luar “kawasan” Ex- kawasan hutan mangrove tersebut, tepatnya di depan sekolah yang hendak di bangun, di sana masih banyak dijumpai burung-burung liar. Sarang-sarang burung tersebut sangat jelas terlihat persis dibawah crane, alat-alat bangunan.

Pada papan informasi masih terlihat jelas, bahwa di sini banyak ditemukan kurang lebih 90 jenis burung, diantaranya Zosterops palpebrosus, Ortothomus ruficeps, Rhipidura javanica, Aegithina tiphia, Prinia familiaris, dsb. Seharusnya menjadi tempat yg menarik bagi para Bird Watcher maupun peneliti burung. Ketika saya ke sana, ternyata tidak banyak terlihat.
Tidak lama lagi, kawasan hutan mangrove, itu akan musnah.
Mari kita hitung mundur mulai dari sekarang ...

Planetarium Jakarta

Minggu ini giliran Planetarium Jakarta yang saya kunjungi. Saya perlu menyebut Jakarta-nya, karena di Indonesia ternyata ada 3 wahana sejenis. Lokasi lainnya adalah di Kutai, Kalimantan Timur dan Surabaya, Jawa Timur. Terakhir ke Planetarium Jakarta sekitar tahun 1979, wah sudah lama banget ya. Lokasinya masih di Jl. Cikini Raya 73. Tidak begitu ramai, bahkan cenderung sepi. Sudah beberapa kali sebetulnya saya berencana ke sini, tetapi selalu ragu, apakah buka?. Dan akhirnya hari ini, tgl 26 Agustus 2007 rencana tersebut baru kesampaian.Tepat pukul 14.00 saya mulai mengantri membeli tiket masuk. Tiket masuk dewasa adalah sebesar Rp 7.000,- per orang, sedangkan anak-anak Rp 3.500,- per orang. Ruangannya cukup dingin, ber AC dengan kapasitas tempat duduk kurang lebih 100 tempat duduk.

Di tempat ini, kita akan menyaksikan peragaan simulasi benda-benda langit. Pertunjukan berdurasi 60 menit itu, bisa kita saksikan antara lain :


  1. Penjelajah Kecil di Tata Surya
  2. Gerhana Matahari
  3. Gerhana Bulan
  4. Galaksi Kita Bima Sakti
  5. Planet Biru Bumi
  6. Bintang ganda dan Bintang Variabel
  7. Dari Ekuator sampai Kutub
  8. Riwayat Hidup Bintang
  9. Pembentukan Tata Surya

Sekedar informasi, bahwa jadwal pertunjukan lengkapnya adalah : Selasa s.d. Jumat jam 16.30 wib, Sabtu dan Minggu jam 10.00, 11.30, 13.00 dan 14.30 wib. Sedangkan hari libur nasional jam 10.00, 13.30, 15.00 dan 16.30 wib. Hari Senin libur, digunakan untuk kegiatan maintenance.

Menurut situs resminya di http://planetarium.jakarta.go.id selain pertunjukan Teater Bintang dan multimedia, Planetarium & Observatorium Jakarta juga menyediakan sarana observasi benda-benda langit melalui peneropongan secara langsung, untuk menyaksikan fenomena alam lainnya, seperti gerhana bulan, gerhana matahari, komet dan lain-lain. Jadwal peneropongan disusun dan disesuaikan dengan memperhatikan prakiraan cuaca. Kegiatan peneropongan ini tidak dipungut biaya, seperti kejadian Gerhana Bulan yang akan jatuh pada tanggal 28 Agustus 2007 hari ini, bisa disaksikan melalui teropong, gratis.

Berpetualang ke Atlantis

Namanya Atlantis. Mungkin mengambil nama sebuah kota kuno yang hilang di telan gelombang laut Atlantik, seperti yang dituliskan Plato dalam bukunya Timaeus dan Critias. Di tempat ini kita bisa menikmati kedahsyatan petualangan wisata air. Tidak salah memang disebut Atlantis Water Adventure, karena memang tempatnya sangat bagus, ada beberapa lokasi kolam, seperti kolam ombak, kolam arus, spiral luncur, dan kolam renang mulai dari untuk Balita hingga ukuran dewasa. Lokasinya pun tidak terlalu jauh dari tempat saya tinggal, hanya 30 menit perjalanan. Anehnya tempat ini justru baru kali ini saya kunjungi, Taman Impian Jaya Ancol. Maklum biayanya lumayan besar, masuk ke Ancol saja Rp 10.000,- untuk umur 2 tahun ke atas. Sedangkan masuk ke Atlantis Rp 50.000,- per orang. Jadi kalau pergi berempat sudah habis Rp 250.000,-. Jadi walaupun dekat, lumayan besar juga ya. Makanya saya jarang ke sini. Tetapi bagi yang hobby dengan air, di sini sangat bagus. Sekedar informasi, untuk penyewaan ban Rp 15.000,-, sewa loker Rp 5.000,-, sewa tempat bilas keluarga pertiga jam Rp 40.000,-.

Bukit Gundaling

Bukit Gundaling, adalah salah satu obyek wisata di Brastagi, yang berjarak kurang lebih 3 km dari pusat kota Brastagi. Bukit yang memiliki ketinggian 1575 dari permukaan laut, ini sangat nyaman sebagai tempat rekreasi keluarga. Dari atas bukit ini pula kita dapat menikmati panorama gunung berapi Sibayak dan Sinabung. Menurut situs resmi Pemeritah Kota Medan, bahwa lokasi wisata ini sudah dikenal sejak jaman penjajahan Belanda sebagai tempat rekreasi yang mengasyikan.
Dari kota Medan ke arah Brastagi berjarak kurang lebih 66 km. Pada saat itu kami tempuh dengan menggunakan kendaraan pribadi memerlukan waktu sekitar 3 jam. Waktu yang cukup lama, karena kebetulan saat itu sedang macet, mungkin karena long week end.

Dikenal sebagai kota Markisa dan Jeruk Manis, Brastagi merupakan daerah yang sejuk yang memiliki hamparan perladangan pertanian yang indah, luas dan hijau. Selain itu daerah ini juga memiliki fasilitas lengkap seperti : hotel berbintang, restoran dan padang golf. Kedaerah sini, saya diantar oleh seorang kawan kantor, Felida dan Nora. Berangkat pukul 12.00 wib dan kembali lagi ke kota Medan, pkl 22.00 wib. Tks ya, sudah nganterin dan nemenin.
(Keterangan gambar : Tampak gunung Sibayak di kejauhan, ketika kami nikmati di atas bukit Gundaling).