Abrasi di Tanah Lot
Thursday, January 06, 2005 by harjo
Tanah Lot, merupakan obyek wisata terakhir yang kami kunjungi selama liburan tahun 2004 di Bali. Karena posisinya lebih mendekati ke arah Gilimanuk (25 km ke arah barat Denpasar), sehingga sekalian pulang kami mampir di lokasi tersebut. Di Tanah Lot terdapat pura Hindu yang dibangun sejak akhir abad ke 15, tepatnya di Desa Braban, Kec Kediri, Bak Tananan. Menurut masyarakat di sekitar Tanah Lot, Pura ini memiliki sejarah yang sangat penting. Pura yang dibangun di atas batuan karang yang terpisah dengan daratan tersebut, saat ini kondisinya sudah sangat memprihatinkan akibat pengaruh abrasi yang terus menerus. Ketika kami mengungjungi tempat ini 5 tahun yang lalu kondisinya masih sangat bagus, dan terlihat masih alami. Tetapi saat ini terlihat ada gantungan kabel yang menghubungkan antara Pura dengan daratan, sehingga menjadi kurang menarik.
Di sekitar pantai dekat pura ternyata ular “suci” nya masih ada demikian juga lubang tempat ular dan penunggunya. Ular tersebut boleh diintip dan dipegang, dengan memberikan sedikit uang rokok untuk penunggunya. Hanya saja, saat ini selain ular “suci” juga ada ular phyton seperti halnya di Danau Bratan, yaitu khusus untuk turis-turis yang ingin foto-foto bersama dengan ular tersebut.
Sungguh, tempat yang menarik. Perlu ada penganganan yang serius bagi Pemda setempat untuk memikirkan cara-cara menanggulangi pengaruh abrasi laut ini.