Istirahat Sejenak di Taman Nasional Baluran
Monday, January 03, 2005 by harjo
3 Januari 2005 @ Baluran
Setelah dua hari perjalanan dari Jakarta, akhirnya sampailah kami di daerah Taman Nasional Baluran. Sebetulnya memang tidak berencana secara khusus mengunjungi daerah ini, sekedar istirahat saja. Kebetulan, untuk menuju Bali memang harus melalui daerah ini. Sepertinya jalan raya ini memang membelah Taman Nasional ini. Untuk sengaja ke daerah ini, seharusnya melalui Banyuwangi – Batangan dengan jarak 35 km, yang dilanjutkan ke Bekol dengan waktu 45 menit atau Situbondo – Batangan dengan jarak 60 km.
Sekitar 40 persen tipe vegetasi savanna mendominasi kawasan ini. Banteng merupakan ciri khas daerah ini, sehingga dijadikan maskot Taman Nasional Baluran. Di kawasan ini terdapat sumur tua yang menjadi legenda masyarakat sekitar, bahwa kota Banyuwangi, Bali dan Baluran sama-sama menggali sumur. Apabila, sumur di masing-masing kota tersebut lebih dulu mengeluarkan air dan mengibarkan bendera, berarti kota tersebut akan merupakan pusat keramaian.
Penunjukan Baluran menjadi Taman Nasional, bermula inisiatif dari Kebun Raya Bogor sejak tahun 1928, yang menjadikannya sebagai margasatwa. Sebelumnya daerah ini merupakan lokasi perburuan. Selanjutnya sejak 1980 bertepatan dengan hari pengumuman strategi pelestarian dunia, suaka margasatwa dideklarasikan sebagai Taman Nasional.
(Gambar : Adriel sedang mengamati burung)
Setelah dua hari perjalanan dari Jakarta, akhirnya sampailah kami di daerah Taman Nasional Baluran. Sebetulnya memang tidak berencana secara khusus mengunjungi daerah ini, sekedar istirahat saja. Kebetulan, untuk menuju Bali memang harus melalui daerah ini. Sepertinya jalan raya ini memang membelah Taman Nasional ini. Untuk sengaja ke daerah ini, seharusnya melalui Banyuwangi – Batangan dengan jarak 35 km, yang dilanjutkan ke Bekol dengan waktu 45 menit atau Situbondo – Batangan dengan jarak 60 km.
Sekitar 40 persen tipe vegetasi savanna mendominasi kawasan ini. Banteng merupakan ciri khas daerah ini, sehingga dijadikan maskot Taman Nasional Baluran. Di kawasan ini terdapat sumur tua yang menjadi legenda masyarakat sekitar, bahwa kota Banyuwangi, Bali dan Baluran sama-sama menggali sumur. Apabila, sumur di masing-masing kota tersebut lebih dulu mengeluarkan air dan mengibarkan bendera, berarti kota tersebut akan merupakan pusat keramaian.
Penunjukan Baluran menjadi Taman Nasional, bermula inisiatif dari Kebun Raya Bogor sejak tahun 1928, yang menjadikannya sebagai margasatwa. Sebelumnya daerah ini merupakan lokasi perburuan. Selanjutnya sejak 1980 bertepatan dengan hari pengumuman strategi pelestarian dunia, suaka margasatwa dideklarasikan sebagai Taman Nasional.
(Gambar : Adriel sedang mengamati burung)