Kebun Raya Cibodas
Sunday, March 12, 2006 by harjo
12 Maret 2006 @ Cibodas
Mulanya bingung, kemana tujuan “nge-backpack” kali ini. Semula agak malas kalau ke Cibodas, paling yang dilihat dari dulu hanya itu-itu saja. Tetapi karena memang sudah 3 minggu ini lagi “BT” yang penting judulnya adalah “jalan”, dan melupakan sejenak rutinitas kantor. Karena tidak ada pilihan (murah, meriah, dekat), akhir ditetapkan bahwa akan berangkat ke Cibodas, karena ada informasi dari artikel Kompas, sekarang di Cibodas sudah ada Taman Lumut. Penasaran ingin melihat seperti apa. Sekalian mau hunting photo dengan Camera Canon EOS 350D dan Lensa Zoom EF 73-300 mm Ultrasonic.
Berangkat dari rumah pukul 09.00 wib akhirnya sampai di Cibodas pukul 14.00 wib. Waktu yang boleh dibilang agak kesorean, karena biasanya kalau sampai di sana cuaca selalu mendung.
Ternyata Cibodas kini sudah banyak berubah. Pintu masuk yang biasanya lurus saja dari pintu gerbang utama, sekarang harus belok ke arah kiri. Yang tidak ada perubahan adalah masuk gerbang utama yang harus bayar retribusi dari Pemda Cianjur masih tetap harus bayar, per orang Rp 2.000, mobil Rp 4.000,-, biaya parkir Rp 2.500,-. Agak membingungkan juga sebetulnya peraturan mengenai pembayaran retribusi ini. Sebetulnya untuk pembayaran apa? Bukankah masuk ke Taman Cibodas dipungut lagi? Kalau memang harus masuk ke kas Pemda Cianjur, kenapa tidak disatukan saja dengan tiket masuk ke Taman Cibodas. Bukankah akan lebih praktis, tidak terkesan banyak biaya. Belum lagi bayar uang keamanan kendaraan, biaya parkir.
Demikian juga penjual-penjualnya masih sama saja dari dulu, selalu agak memaksa. Hanya saja untuk naik kuda, jika dulu ada di dalam Taman Cibodas, sekarang sudah ada di luar. Ketika baik kuda, hampir saja “digetok”, masa Cuma naik kuda dari parkiran mobil ke pintu masuk Cibodas harganya Rp 25,000,- ? Akhirnya disepakati Rp 7.500, dengan catatan harus keliling, tetapi rupanya ingkar janji, ternyata hanya mengantar sampai pintu masuk saja. Jadi pelajaran, untuk waktu mendatang.
Semula akan ke Taman Lumut, tetapi karena saat ini suasana sudah berbeda dan juga waktu yang sudah agak sore. Akhirnya kami hanya menikmati lokasi-lokasi baru itu saja. Saat ini suasana taman sudah benar-benar tertata apik. Ada sungai yang dibendung dan dibiarkan airnya mengalir memotong jalanan. Dan juga ada sungai yang bisa dibuat mandi anak-anak. Wah seneng banget tuch si Adriel. Di depannya ada air terjun Cikaso.
Benar-benar tempat yang bagus, sehingga tidak terasa kalau waktu sudah menunjukkan pukul 16.30 dan harus segera siap-siap pulang, kalau tidak bisa kehujanan.
Dari Jakarta ke Puncak, tidak seperti dulu yang selalu macet total. Ketika kami kesana jalanan begitu lancar, sehingga bisa menikmati sepanjang perjalanan menuju Puncak hingga pertigaan Cibodas. Sepinya kendaraan di jalur Puncak, bisa jadi saat ini orang-orang yang menuju Bandung, tidak lagi menggunakan jalur ini, melainkan lewat Tol Cipularang. Kondisi ini sebetulnya merupakan peluang bagus bagi Taman Cibodas, sebab tidak ada lagi hal yang merintangi untuk orang berjalan-jalan ke daerah tersebut.
Pulang dari Cibodas, semuanya pada kelaparan. Bingung mau makan apa, akhirnya dibuat beberapa pilihan, apakah akan makan di Rindu Alam Puncak Pas, makan Bakso Lapangan Tembak di Cipanas atau Makan Sate Shinta di Cipanas. Rupanya Mamahnya dan Debby lebih memilih makan bakso, sementera Adriel lebih suka makan sate, sedangkan saya lebih suka makan di Rindu Alam. Akhirnya yang lain pada mengalah dan disepakati makan di Rindu Alam.
Rumah makan Rindu Alam tidak seramai dulu. Dulu untuk mencari meja saja sangat sulit. Saat ini banyak meja-meja kosong. Makanannya enak banget, setiap ke Bandung saya selalu mampir, hanya saja untuk sate-nya itu, dari dulu koq bumbu kacangnya selalu tengik ya?.
Biaya yang keluar, untuk BBM Rp 80.000,- ( 17 liter), TOL : 18.000,-, makan Rp 90.000,-, Biaya masuk ke Taman Cibodas dan retribusi Rp 39.500,-, jajanan Adriel dan Debby Rp 26.500,-, jadi total pengeluaran Rp 254.000,-
Enggak mahal ya … maklum ini adalah libur kecil kaum “backpacker” , dilarang boros.