Terowongan di Green Canyon
Monday, January 02, 2006 by harjo
2 Januari 2006 @ Cijulang
Hari ke-3 kami sekeluarga bertualang ke alam Green Canyon. Daerah ini dikenal juga dengan wisata terowongan berair. Merupakan aliran sungai Cijulang yang menembus gua dengan stalaktit dan stalaknit yang mempesona dan diapit oleh dua bukit dan bebatuan dan rimbunnya pepohonan. Lokasinya adalah sekitar 31 km sebelah barat pantai Pangandaran, tepatnya adalah di daerah Cijulang desa Kertajaya. Objek wisata ini mulai dibuka untuk umum sejak tahun 1990 dan dikembangkan menjadi objek wisata pada tahun 1991. Pada awalnya tempat ini oleh masyarakat setempat disebut dengan Cukang Taneuh (Jembatan Tanah), karena di atasnya merupakan jembatan yang menghubungkan desa Batu Karas dengan desa Kertajaya. Nama Green Canyon sendiri berasal dari turis asing yang pada tahun 1990, minta dipandu menyusuri sungai ini mulai dari jembatan desa Cijulang hingga ke hulu. Turis tersebut mengatakan bahwa tempat ini seperti Grand Canyon di Amerika Serikat. Selain itu, karena memang air sungai Cijulang yang mengalir melalui terowongan itu katanya berwarna hijau bening, sehingga tidak salah memang jika disebut lembah hijau atau Green Canyon.
Setelah perjalanan kurang lebih 45 menit dari Pangandaran akhirnya kami sampai juga di Dermaga Ciseureh, setelah terlewat. Karena memang tulisan Green Canyon tidak menghadap arah kendaraan yang lewat, melainkan sejajar dengan posisi jalan raya Cijulang – Pangandaran. Sehingga untuk yang baru pertama kali, pasti akan terlewat, apalagi saat itu suasana cukup sepi. Kami parkirkan kendaraan di tempat parkir di seberang jalan dermaga. Areal parkir cukup luas, dan banyak sekali kios-kios penjual makanan .
Setiap perahu maksimal hanya dapat dinaiki oleh 5 orang penumpang, seharga Rp 70.000,- termasuk Jasa Raharja dan Asuransi. Karena rombongan berjumlah 9 orang termasuk Adriel dan Debby, akhirnya kami menyewa 2 perahu. Selama kurang lebih 25 menit perahu tempel, yang kami tumpangi sampai di hulu tebing cadas yang berjarak sekitar 3 km sebagai tempat pemberhentian perahu.
Selanjutnya adalah berjalan kaki menaiki tebing pertama. Di tempat ini kami dapat menyaksikan keindahan tebing-tebing terjal yang penuh dengan stalaktit. Dinding cadas yang ditumbuhi lumut berwarna kehijauan mengapit dan membentuk celah sungai
Hanya saja sayang ketika kami kesana, cuaca sedang tidak bersahabat, sehingga air yang biasanya hijau, saat itu berwarna kuning coklat. Menurut pemandu, seharusnya kita dapat menyusuri batu cadas yang ada di pinggir-pinggir kali sepanjang tepian sungai. Akhirnya cukup puas kalau perjalanan kali ini hanya sampai di mulut batu cadas saja. Keindahan Green Canyon ini hanya dapat dinikmati pada musim kemarau saja, sebab pada musim hujan air sungai meluap dan terowongan Green Canyon akan terendam oleh air berwarna cokelat.